NAMA BAGI RUANG, KATA BAGI WAKTU
Liburan Dimulai Hari Ini:
Dari Madrid ke Praha
dari Berlin hingga Venezia
tak kautemukan tempat bermain anak
yang pengetahuannya tentang tempat itu
adalah bertanya
tapi engkau telah menyimpan jawaban:
bahwa liburan adalah kata
untuk memberi nama sebuah ruang
yang segera ditingggalkannya
“Hari ini, liburan dimulai, Bu!”
maka hari-hari yang terlewat
berkejaran menuju masa lalu
Kapal Tak Lagi Berlayar:
Sesungguhnya engkau paham
jarak bukanlah nama bagi ruang
melainkan kata bagi waktu
yang menemukan makna di perjalanan
bukan pada dermaga yang dituju
karena itu tidak akan pernah kaujumpai
seorang nahkoda yang melipat layar
pada saat kapal telah bersandar
karena ia hanya punya satu tujuan:
mengangkutmu ke mana pun pergi
dan menghantarkanmu pulang kembali
Dan Kereta Telah Bergerak:
Setelah kauhabiskan akhir malammu
dengan Antonio’s Song dan My Way
engkau tiba di stasiun pagi sekali
ketika rel-rel baja yang belum memuai itu
bergetar oleh degup jantungmu
seiring lokomotif yang datang tanpa peluit
Tiket habis, demikian tertulis di loket
ruangan itu tak menyediakan nama
bagi peron yang ditinggal kosong
yang ada hanyalah gerbong-gerbong
bagi mereka yang hendak berangkat kerja
10/7/2003
NAME FOR SPACE, WORDS FOR TIMEVacation Starts Today:From Madrid to Praguefrom Berlin to Veniceyou do not find children's playgroundwhose knowledge of the placewas askingbut you have saved your answers:vacation is a wordfor calling a spacethat immediately leaved"Today, the holiday begins, Mom!"then the days that be missedchasing each other towards the pastShips sailed no more:Surely you understanddistance is not the name for the spacebut the word for the timewho finds a meaning in the journeynot on the dock designatedbecause of that, you will never meeta captain who folds the sailwhen the ship is leaningbecause he has only one goal:taking you along to anywhereand returned you backAnd Train moves:After you spend your eveningwith Antonio's Song and My Wayyou arrive at the station earlywhen the steel rails that have not expanded yetvibrate by a pounding of your heartas locomotive that arrived without whistleTickets sold out, so written in the booththe room was not providing namesfor the platform that was left emptythere are only compartementsfor those who want to go to work PERNIKAHAN-PUISI
Aku menikahimu:
untuk membuktikan keteguhan hati
memilih belahan jiwa
sebagaimana janji puisi
pada kata-kata
25/11/2003
WEDDING-POEMI married you:to prove determinationchoose soul matesas promise of the poemto the words
SAIPIANGIN
Saipiangin,
ringankan tubuh
akulah angin
di mata badai
jangan kaukejar
kakiku seribu
menderu tak bersiru
jangan rintangi
tak ada kata henti
dalam lariku
3/06/2002
SAIPIANGINSaipiangin,lightens bodyI am the windin the eye of stormdon’t pursue meI have thousands of feetroaring not splattingdon’t border methere is no stopin my runningRUANG-WAKTU: SEBUAH INTERVAL
Di Kafe, 00:13
Gadis berwajah oval
bukan Latin, bukan Meksiko
suka R’NB, benci Flamenco
menghirup tembakau virginia
dalam-dalam
sementara alunan saksofon
sayup-sayup mendayu, sexy…
membuatnya semakin sendiri
Di kafe yang sepi pengunjung itu
seperti hatinya
dini hari selalu saja mendahului jam
Di Rumah, 02:27
Hujan telah reda, udara lembab basah
serangga muncul menghirup sampah
mencari uap tanah
sebelum panas katulistiwa merebutnya
semua peristiwa
yang tersekap di gigil tubuh
mendesah bersama keluh,
“Hanya pada-Mu aku telanjang
tapi tidak pada manusia
yang mengiraku terlelap dalam dunia.”
Di Luar Keduanya,
Orang itu, sosok lain
dua dunia, dialogis
metafora, teks jamak
pengemis yang loba
punya pilihan belajar puasa;
membenci apa yang dicinta
SPACE-TIME: AN INTERVALAt the Cafe, 00:13Oval-faced girlneither Latin, nor Mexicoloves R'NB, hates Flamencodeep inhaling a Virginian tobaccowhile the strains of saxophonegrumbling faint, sexy ...made her more lonelyIn a cafe without visitorssuch her heartearly days always precede timeAt Home, 02:27The rain has subsided, moist and wet air insects appear inhaling garbagelooking for vapor of soilbefore the hot equator takes itall eventsare locked in a shivering bodysigh and sigh,"Only in front of Thee I am nakedbut not to humanswhich thought I sleep in the world"Outside Both café and homeThe man, another figuretwo worlds, dialoguemetaphors, plural texta greedy beggarhave a choice to learn fast;to hate what is beloved BAYI YANG KE-200 JUTA
Bayi yang ke-200 juta telah lahir
Haryono Suyono tampak berdebar
di dalam teve saat mengabarkan
peristiwa agung ini
kepada seluruh rakyat
Dari alam azali,
bayi yang ke¬200 juta
membawa secarik kertas yang bercerita
tentang harga pupuk, beras, semen
yang terus melonjak
juga berbagai kerusuhan yang terjadi
membawa petaka di zamannya
Bayi yang ke¬200 juta telah lahir
di antara pesta demokrasi
dalam warna¬warna bendera
dan peristiwa¬peristiwa berdarah
untuk pembangunan yang diagung-agungkan
Bayi yang ke¬200 juta telah lahir
ia menangis untuk Indonesia
karena dalam kesuciannya
sudah menanggung beban hutang negara
6/2/1997
THE 200 MILLIONth BABYThe 200 millionth baby has been bornHaryono Suyono seemed poundingat the TV while preachingthis great eventto all peopleFrom the eternal nature,the 200 millionth babybrings a piece of paper that describesabout the price of fertilizer, rice, cementwhich continue to soaralso various riots that occurredbringing up disastrous in this dayThe 200 millionth baby has been bornamong democracy partyin the colors of flagand bloody incidentsfor the glory of development The 200 millionth baby has been bornhe cried for Indonesiabecause of in his purityhas borne the burden of national debtCERITA KELUARGA KAMI
Alkisah, pada zaman dahulu kala
kami hidup terhomat, kaya raya
lalu malapetaka menimpa kami
dari judi ke judi, bertaruh harga diri
bangkrut menuntut kami buka usaha
menjual diri ke negeri manca
dan seperti kebanyakan cerita
kami berhasil; happy ending
Keluarga kami suka menulis kisah
tentang bencana yang datang
waktu kami berfoya-foya
rentenir meminta laba, bankir menagih bunga
menjelaskan detik berlipat usia
Selama bertahun-tahun lamanya
dituakan kolonialisme dan hutang
lalu kami gubah sebuah roman
untuk anak cucu di masa mendatang;
‘pada akhirnya,
mereka hidup berbahagia
untuk selama-lamanya’
begitulah penutup cerita
Di masa tua yang berbahagia
anak cucu kami menyusun cerita
tentang dua hobi keluarga kami
yang tak sempat ditulis sebelumnya;
menulis dan berhutang
tapi tak suka membaca dan membayar
8/2/2003
OUR FAMILY STORYOnce, in ancient timeswe were honorable, wealthythen disaster struck usfrom gambling to gambling, betting on self-esteemdefault demands us to open a businesssell ourselves to foreign countryand like some storieswe succeeded; happy endingOur family loves to write storiesof a coming disasterwhen we spreemoneylenders ask earnings, bankers collect interestexplain time pleated ageOver many yearsgetting old by colonialism and debtthen we composed a romancefor children and grandchildren in the future;'in the end,they live happily ever after 'that's the cover storyIn the happy old ageOur grandchildren compose storiesabout two of our family hobbiesthat were not previously written;writing and owebut do not like to read and paySAAT AKU MENJADI RABAT
Aku adalah seorang lelaki gimbal
yang menari hingga trans
dalam notasi yang berkeluk
di antara nada
yang tergunting dalam lipatan
yang tak lengkap dalam ketukan
saat trumpet mengalun cerewet
ketika snare dipukul kencang
Itulah saat aku menjadi rabat
jalan tengah idealisme dan pasar
lalu larut dalam harmoni
di antara arus balik kakofoni
saat-saat kutemukan orisinalitas:
adzan di surau, choir di katedral
Di antara mimpi buruk pembajakan
seniman berkarya mencari sesuap makan
di saat yang lain disebut virtuoso
yang lain dihujat karena karya jiplakan
lebih aneh lagi nasib para musisi
yang populer karena akor lugu
boleh idealis tetapi dijamin tak laku
Demikianlah kisah para seniman
yang pernah singgah
di warung kopi dunia yang ramai
menggosip semalam suntuk
bahkan ada yang bertukar teori
bagaimana cara menjiplak
tetapi para penggemar tetap tak tahu
Karena itu, maka layaklah bila aku ragu
barangkali sejarah sebenarnya tak ada
kecuali cerita yang tak henti diulang-ulang
dalam lain bentuk dan lain nama
04/3/2003
WHEN I AM BEING A RABAT (DISCOUNT)I am a dreadlocks manwho danced to trancedin the gnarled notation between toneswhich cut in foldsincomplete in a rapwhen trumpet sound fussywhen snare was hit hardThat's when I became a discountmiddle path of idealism and the marketthen dissolved in harmonybetween backflow of cacophonyI found an originality:call to prayer from mosque, choir in the cathedral Among nightmares of piracyartist working for something to eatwhen some people called a virtuosoothers cursed because of plagiarismmore bizarre is the fate of the musicianspopular because the innocent chordmay be idealistic but are not sell wellThat is the story of the artistswho never stoppedin the world crowded coffee shopgossiping all night longsome even exchange theorieshow to cheatbut the fans still do not knowTherefore, it's worth when I doubtperhaps there is no real historyexcept that a repeated story in other forms and other names PETAK UMPAT
—untuk Dr. Faruk
Faruk dan aku bermain kata
Pada teks aku sembunyi
ia mencariku dengan teori
aku muncul sebagai bukan
untuk mengelabuhi adalah-nya
tapi ia menemukanku
setelah membalik arah jalan pikiran
Faruk dan aku bermain kata
kami dipermainkan kata-kata
4/3/2003
HIDE AND SEEK-for Dr. FarukFaruk and I play wordsIn the text I hidehe was looking for me with some theoriesI appeared as a nonfor his tricking ‘is to be’but he found meafter turn over the direction of thoughtFaruk and I play wordswe are tricked by words