31 Agustus 2018
Bermalam di Hotel
Malam panjang bagi bunga yang kuncup di taman
tapi singkat bagi tamu yang mimpinya mekar di kamar
Tak seorang pun lewat
kecuali petugas yang melintas
Satpam di sana, terkantuk tapi bertahan jaga
Koki di dapur, meramu menu dengan air mata
untuk keluarga di rumah yang tidur tanpa dirinya
Sementara di dalam kamar, benda-benda bicara
SEPRAI:
“Seorang lelaki dengan beberapa ajudan, masuk
lalu ditinggalkan sendiri
Yang tersisa hanyalah seorang perempuan
bukan istri dan bukan mahram
Betapa berat hidupku menjadi seprai!”
BANTAL:
“Aku pun mendengar rintihan
keluhan atas siksaan dalam hidup
Helai sapu tangan tak mampu menyerap air matanya
ia lantas menyekanya padaku,
menelungkup ke arahmu.”
DINDING:
“Kadang pula ada anak-anak muda
yang sama sekali tidak kalian tahu
sebab semalam suntuk mereka begadang
padahal di rumah, orangtuanya menunggu.”
KAMAR MANDI:
“Setiap tamu, pastilah pernah masuk ke mari
Mereka membersihkan tubuh dengan air hangat
tapi tak pernah benar-benar mampu
membersihkan kenangannya yang gelap
dari daki masa lalu...”
CERMIN:
“Ada pula yang sekadar berkaca,
melihat wajahnya pada diriku, lama-lama
bahwa kulit dapat dikencangkan
bahwa flek dapat dibersihkan
tapi usia melaju tak dapat ditahan.”
***
Di beranda hotel, sunyi begitu saja
tak ada tawa, tak ada tangisan
tak ada apa pun,
kecuali pramusaji dan petugas kebersihan
yang bergegas dan tak sempat bertanya,
‘di dalam, apa yang terjadi semalam?’
karena semuanya berlalu begitu saja,
seperti biasa
seperti hari-hari biasa
11/2/2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
:O ;D
BalasHapus