Tangan-tangan yang kekar
silang-sengkarut di atas meja
Cumi dan rajungan, rawon dan gulai
bagaikan aurat: kolesterin merangsang selera
Lalu sedih saat melihat pengidap gula
yang bersyahwat tapi tak kuasa
Garpu dan sendok beradu sempat
membalik, menusuk, menyuap
Terdengar gemerincing piring
Pangek Situjuah, foto: Akhyar Fuadi |
Gelas berdenting beradu genting
Cecap mulut dan serdawa
mengiringi orkestra meja makan raksasa
Pramusaji datang dan pergi
mengantar dan bergegas
Orang-orang asyik tak peduli
kecuali menyantap yang dihadapi
Dari tanah manakah ini kentang dikerat dadu?
dari Wonosobo atau kabupaten Bandung?
Seperti apakah bentuk muasalnya dahulu?
Berbentuk bulat atau runjung?
Tangan siapakah yang menyembelih?
dagingnya tebal dan lezat sekali
Adakah si jagal baca basmalah
Atau di pisau-mesinkah ia mati?
Tangan-tangan berjibaku di atas meja
silang-sengkarut di atas meja
ambil yang sini, jangkau yang sana
Makan bukanlah sekadar pesta bagi mulut
bukan pula sekadar ganjal bagi bagi perut
Ia adalah upacara atas nikmat terberi
untuk indera pencecap yang masih berfungsi
untuk tangan yang masih bisa menyuap
untuk hidung yang masih mampu mengendus
untuk mata yang masih bisa memilih
bahwa semua ini tidak datang serta-merta
Ada yang menumbuhkan, ada yang menghidupkan
dan karena itu haruslah engkau tahu
bahwa makanan adalah nyawa ibadahmu
27/2/2019
"Ma'jleb" saya bacanya, Kyai.
BalasHapusmakasih banyak, Bang Fadli
BalasHapus