07 September 2017

Selamat Pagi, Bumi


Selamat pagi, burung-burung
melalui cericitmu, aku terima salam dari ranting nan rimbun
sebelum batang-batang pohon ditebang untuk dibikin tisu
demi mengelap air mataku yang menetes karenamu

Selamat pagi, air mengalir
gemericikmu adalah kabar baik
bahwa batu-batu kapur masih menggunduk di balik gunung
sebelum orang-orang membongkarnya untuk tambang
demi pembangunan, demi kemajuan, tapi tidak demi engkau

Selamat pagi, matahari
cahayamu adalah kabar tentang ozon, hutan, dan hama
siklus bumi masih baik dan bahwa iklim masih terjaga
sehingga kami dapat begitu leluasa
membuang lebih banyak karbon ke udara

Apa kabar, tanah?
Uar aromamu di kala hujan pertama menyapa
adalah salam untukku: tentang lempeng bumi yang tidak berubah
tentang cacing-cacing yang berjuang menawarkan limbah
serta ketabahanmu menanggung amoniak dan sampah
sehingga kami bebas melepas hak milik untuk berpindah

Selamat pagi, manusia
engkau bekerja demi melangsungkan hidup
dan engkau hidup sekadar iseng menunggu maut

Tapi,

Mengapa engkau merusak laut?
hanya karena engkau punya teknologi untuk menangkap ikan?
namun siapa sesungguhnya yang memberi pakan?

Mengapa engkau meracuni bumi?
hanya karena engkau yang menanam demi alasan pangan?
Namun siapa sesungguhnya yang menumbuhkan?


23/08/2017 


10 komentar:

  1. Renungan mendalam bagi yg mengaku pecinta lingkungan namun masih jauh dari perilaku seorang pahlawan.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Salam persahabatan Lora M. Faizi

    Kaule Musawir dari Mekkasan. Samangken neptep neng e Malang.

    Noro' nyambung puisi sakonni', hehe..

    ......

    Seperti tabiat "pecinta" burung;
    "Sang burung dilatih berkicau,
    menari-nari di dalam sangkar"

    Si "pecinta" burung, alias si pembual itu
    Sebenar-benarnya adalah perampas hak hidup sang burung.

    Kelak, burung itu akan mematuk dada para "pecinta"nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sakalangkong. Esengguni Musawwir se tokang bawa', pola toman eposting e blog settonganna

      http://kormeddal.blogspot.co.id/2010/08/hadrah-ala-ahmad-bin-talab.html

      Hapus
  5. Hehe, bunten Ra. Abdina kancana Rif Faruq Sunandar sareng Denny Mizhar.

    Ka'dinto manabi blog abdina:
    Kandhilis.blogspot.co.id

    BalasHapus
  6. @Ella Kartina: makasih banyak sudah sudi membaca

    BalasHapus

* Biasakan Mengutip Sumber/Referensi
* Terima Kasih Telah Membaca/Berkomentar