06 Desember 2009

MALAM: BERJALAN DI PEMATANG




Berjalan saat malam
di sempadan tanah perdikan
menelusuri pematang demi pematang
malam ke-16 kala itu
purnama lebih gemilang
daripada satu malam sebelumnya
karena langit cerah dan terang

Aku mendongak untuk melihat
hamparan langit yang biasa
lalu menunduk ke dalam puisi
takjub
karena menulis adalah mengamati

Berjalan di pematang,
malam-malam di bawah sinar purnama gemilang
aku berandai: cahaya kota dipindah ke kampung
atau desa menjadi kota karena pemekaran
lalu kesibukan berseliweran
siang dan malam hanya beda warna
bukan pada jam dan jadwal kerjanya

Aduh, malam!
polusi cahaya melukai aura gelapnya
oh, bulan!
cantik tidak berarti harus bersinar
malam dan purnama di pematang
hanya indah di saat rendah cahaya,
saat gelap dan terang
berpadu dan bersalam sesuai kodratnya

4/11/2009

2 komentar:

  1. Indah! tipografinya asyik, pengin mbaca berulang ulang....
    maknanya pun dalam, awalannya bikin senang, akhirannya bikin bimbang....Ah, MALANG.... :-)

    BalasHapus
  2. he..he...
    cepet sekali berkomentar
    salam balik, a-chen

    BalasHapus

* Biasakan Mengutip Sumber/Referensi
* Terima Kasih Telah Membaca/Berkomentar