16 November 2009

Setelah Menjadi Ibu


Setelah menjadi ibu

Widadah lalu pergi selamanya

Usai operasi, melahirkan dua anak kembarnya


Widadah telah pergi meninggalkan hidup

saat sang buah hati baru saja belajar menjalaninya


Widadah baru saja menjadi ibu

Lalu ia meninggalkan hidup, tangisan, dua yatim,

kesedihan yang berkepanjangan


Setelah menjadi ibu

Widadah lalu pergi selamanya

usai menyerahkan napas

untuk kedua anak kembarnya


Itulah ibu

entahlah anak


16/11/2009

9 komentar:

  1. Widadah adalah saudara jauhku, yang selama bertahun-tahun banyak membantu kehidupan keluarga kami. Ia menikah, melahirkan, dan meninggal dunia dalam usia yang sangat muda belia.

    Allahummaghfir laha, warham ha....

    BalasHapus
  2. Semua isi blog ini adalah puisi dan berasa betul-betul seperti puisi. Kecuali foto profil-nya.

    BalasHapus
  3. Pangapora memang berkualitas sungguh kamu lucunya dan nempelengnya..... hi..hi...

    BalasHapus
  4. Ya begitulah calon sarjana IAIN, Kak! Sama dengan sampeyan! Dhinah! Hihihi

    BalasHapus
  5. setuju ama ini pangapora, benr2 brrasa puisinya....keren!

    BalasHapus
  6. Wah, a-chen pintar membesarkan hatiku :-)

    BalasHapus
  7. Sebagai teman sekaligus tetangganya, saya merasa sangat bahagia dan senang sekali bisa bergaul dan bahkan bisa satu pondok dengannya. Karena dengan selalu bersamanya saya bisa mendapat banyak cerita-cerita yang bermanfaat dan bankan mendapat ilmu baru darinya. Saya merasa sulit sekali mendapat teman sebaik dia meskalipun di pondok kita sendiri. Dan saya doakan semoga kedua anak kembarnya menjadi anak yang soleh yang sulit sekali orang bisa mencari celah dari keduanya sama halnya dengan ibu tercinta mereka(Alm.Wiwid). "(Mila)"

    BalasHapus
  8. Wid,..masih tercium harum perfummu pada indra penciumku. Masih terlintas dikepalaku rona kecerahan wajahmu, begitu bening dan bercahaya. Masih kuingat kesabaranmu menghadapi soal-soal Matematika dari Pak Hasi. Masih kuingat keindahan dan kerapian tulisan tanganmu. Masih terekam dalam otakku lalu lalangmu di dapur nenekku. Masih melekat dalam benakku; keikhlasan senyummu. Aku kangen kamu, Wid. semoga Tuhan mempertemukan kita kembali dalam Surga Abadi. Amin.(Kawan Sebangku widadah)

    BalasHapus

* Biasakan Mengutip Sumber/Referensi
* Terima Kasih Telah Membaca/Berkomentar