01 November 2009
BAGAIKAN SUPERNOVA
Membaringkan engkau
di balai-balai bambu depan rumah
di bawah rimbun pohon leci
sebatang kara
Lihatlah bulan menyerlah
sebelum tanggal 15 almanak kamariah
datang membelah
aku mengintip bintang-bintang
berguguran seperti serpihan salju
merambah bumi Asia di garis khatulistiwa
seperti senyum makhluk bersayap
yang entah dengan tamsil apa akan kuungkap
Malam itu, saat engkau pergi
tak terlihat gugusan kabut, galaksi
yang biasanya menghablur dalam mata telanjang
di saat cerah pada mataku yang lamur
Dan, manakala jasadmu telah dipendam
diperam bersama wangi tanah berkalang
di saat ruh pergi ke atas atau ke entah
aku mendesah:
nyawa, semisteri antariksa-kah engkau?
Supernova, supernova!
aku memanggil, menggigil
karena itu yang sedikit kutahu
yang cemerlang jelang tiada
31/08/2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
semisteri background templet hitam ini neh... :-)
BalasHapusa-cen: ah, misteri apanya? gelap saja kok, kayak malam, :-)
BalasHapusiiih keren...
BalasHapusseperti biasanya!
sering2 bikin puisi ya mas!
*pura2 gak ngerti kalo bikin puisi itu susah*
:P
weleh-weleh...
BalasHapuspujian yang bikin napsu bikin puisi lagi :-)
supernova adalah ibuku
BalasHapusyang malam ini bergelantungan dilangit
aku kencing dikasur
sambil mengingat wajah kekasihku
yang kini manjadi bunga
jika ibu tahu aku kencing disembarang tempat
aku tidak akan malu
sebab ibu sudah menjadi bulan
*mas faizi... tukang puisi. lama tak makan terong. aku "kerrong"...
aaaaaaaaaaaaaPa kamO, Mar?
BalasHapusAku kangen Mandangin: sama anginnya, sama bulannya, sama teriknya, juga sama KAMBING-nya, he...he...he..