06 Juni 2009

JEMPUTAN

—Terminal Bis Tirtonadi


Malam ini, di terminal ini
masa lalu tiba-tiba membayang
déjà vu, dalam lirik pilu reminiscence
suasana hangat di gagang telepon
setiap lepas pukul 20 lewat sekian

“Yah, aku Pulang..”
“Ya, aku jemput!”

Cakap kelu
bertahun lalu
romansa
memorabilia

Malam ini, di Terminal Tirtonadi
selepas pukul 20 lewat sekian
seperti pada tahun-tahun yang silam
aku mencari, di mana letak wartel itu?
aku ingin menelepon seseorang:
“Yah, aku pulang
jemput aku besok pagi..”

Malam ini, wartel itu tak ada
nomer tujuan juga tiada
seiiring pula tak kubayangkan:
siapakah yang akan menggubit
menyambutku pulang
begitu kaki menjejak tanah
di pertigaan itu?

“Ayah, aku pulang!”

Aku terisak
alangkah mahal jemputan
bagi sebuah kepergian

4/06/2009

8 komentar:

  1. I love this poetry! I love this poet! I always love the way He describes things on His exotic mind.

    BalasHapus
  2. siapakah yang akan melambaikan tangan
    menyambutku pulang
    begitu kaki menjejak tanah
    di pertigaan itu?

    ... partelon....

    BalasHapus
  3. Bikinnya sulit, jualnya sulit, bacanya sulit, napsirnya sulit:: puisi kok tetap ditulis?
    :-o

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. asik ada puisi lagi..

    lama amat ya nunggunya

    :P

    BalasHapus
  6. @Kir3i: silakan, lihat-lihat boleh...
    @Enno: Nulis puisi memang betul-betul butuh waktu lama... tapi dihargainya buat sebentar saja. Tunggu agak lama lagi, ya.. he..he..

    BalasHapus

* Biasakan Mengutip Sumber/Referensi
* Terima Kasih Telah Membaca/Berkomentar