—Terminal Bis Tirtonadi
Malam ini, di terminal ini
masa lalu tiba-tiba membayang
déjà vu, dalam lirik pilu reminiscence
suasana hangat di gagang telepon
setiap lepas pukul 20 lewat sekian
“Yah, aku Pulang..”
“Ya, aku jemput!”
Cakap kelu
bertahun lalu
romansa
memorabilia
Malam ini, di Terminal Tirtonadi
selepas pukul 20 lewat sekian
seperti pada tahun-tahun yang silam
aku mencari, di mana letak wartel itu?
aku ingin menelepon seseorang:
“Yah, aku pulang
jemput aku besok pagi..”
Malam ini, wartel itu tak ada
nomer tujuan juga tiada
seiiring pula tak kubayangkan:
siapakah yang akan menggubit
menyambutku pulang
begitu kaki menjejak tanah
di pertigaan itu?
“Ayah, aku pulang!”
Aku terisak
alangkah mahal jemputan
bagi sebuah kepergian
4/06/2009
I love this poetry! I love this poet! I always love the way He describes things on His exotic mind.
BalasHapussiapakah yang akan melambaikan tangan
BalasHapusmenyambutku pulang
begitu kaki menjejak tanah
di pertigaan itu?
... partelon....
Oh Me..
BalasHapusmampir sob,,
BalasHapusBikinnya sulit, jualnya sulit, bacanya sulit, napsirnya sulit:: puisi kok tetap ditulis?
BalasHapus:-o
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusasik ada puisi lagi..
BalasHapuslama amat ya nunggunya
:P
@Kir3i: silakan, lihat-lihat boleh...
BalasHapus@Enno: Nulis puisi memang betul-betul butuh waktu lama... tapi dihargainya buat sebentar saja. Tunggu agak lama lagi, ya.. he..he..