12 Mei 2009

DIGRESI DALAM ROMAN HIDUPMU



Dalam cerita panjangmu
bab-bab dibuang oleh redaktur
aku menjadi orang ketiga
dalam roman yang kaususun

Apa yang kutahu dalam imajinasi
adalah mereka-reka jalan cerita
ke mana hendak aku akan kauletakkan
dalam konflik batinmu?

Ini adalah roman terakhirmu
yang untuk pertama kalinya
meletakkan aku sebagai tokoh utama
dari sudut pandang orang pertama
dan sebelum roman itu diterbitkan
engkau mengutip diktum objektivisme:
“membuang sebanyak mungkin yang tidak kausuka
bukan menambah sebanyak mungkin yang engkau cinta”

Hmm…
jadilah aku digresi,
serpihan cerita tak perlu
maka sebagai cerita,
romanmu telah kehilangan roh prosa
ia telah menjadi lirik
yang hanya butuh pendengar,
tak butuh pembaca

5/11/2008


9 komentar:

  1. apa kabar Ra,
    makasih sudah memperdengarkan lirik itu
    pada tarian-kataku...

    BalasHapus
  2. hihi...
    agak kesindir... secara aku kan redaktur

    haha

    kereeeen... :D

    BalasHapus
  3. @Tarian: dengarkan yang sebenarnya di http://myspace.com/sareyang
    @Enno: Oke, nanti saya ganti redaktur dengan dewan redaksi saja.. ha..ha...

    BalasHapus
  4. Assalamualikum....

    ini dari alumni annuqayah. anggota RSB, KCN, SAKSI dan TEaTER MAUT.

    selalu saya mengagumi karya jenengan. oya, haruskah karya selalu ditolak redaksi???
    saya jadi tidak minat lagi mengirimkan karyaku.

    salam dari
    pmilik blog pendekarkata.blogspot.com

    BalasHapus
  5. Wew!
    Mas Faizi ini jago puisi ya?
    Jadi pingin belajar, biarpun cuma lewat dunia buram ini...

    Terimakasih telah membalas kunjungan ijo.

    BalasHapus
  6. @Muktir:
    minat atau tidak miadalah pilihan,melawan atau tidak juga pilihan. yang dibutuhkan seorang penulis/peyair adalah kegigihan tanpa ampun, lainnya tidak begitu!
    Kalau saya ceritakan kesakitan-kesakitan sewaktu awal-awal proses, pasti Anda berkata, "Ternyata prosesku belum ada apa-apanya.."
    -Sudah berapa kali mengirim naskah ke media? Tuh ada mbak Enno (komentar ke-2) yang kebetulan redaktur, tanyakan sama dia bagaiamana cara mengirim naskah berkali-kali tanpa harus bosan..

    BalasHapus
  7. waduuh puisi lanturannya keknya adil ya, tapi mengapa kok masih ada sedikit kecewa.....
    benr nggak ya yang kurasa....

    BalasHapus
  8. benar-benar mengharukan dunia perpuisian ketika tiba-tiba nama M.Faizi muncul namun tiba-tiba seketika itu juga kita akan tertawa sebab puisinya yang sangat menukik.SUNGGUH>>

    BalasHapus
  9. @Buwel & Zainul: makasih! Oya, Zainul? ini siapa? link ke profil Anda tidak terkoneksi.

    BalasHapus

* Biasakan Mengutip Sumber/Referensi
* Terima Kasih Telah Membaca/Berkomentar