أمِنْ تَذَكُّرِ جِيران بِذِي سَلَمٍ # مَزَجْتَ دَمْعاً جَرَى مِنْ مُقْلَةٍ بِدَمِ
Apakah karna ingat sorang kawan Dzi Salam
hingga air matamu dengan darah di-uli?
أمْ هَبَّتْ الريحُ مِنْ تِلْقاءِ كاظِمَةٍ # وأوْمَضَ البَرْقُ فِي الظلْماءِ مِنْ إضَمِ
Atau karna hembusan angin dari Kazimah,
atau denyaran kilat dalam gelap Idami?
فما لِعَيْنَيْكَ إنْ قُلْتَ اكْفُفاهَمَتا # وَما لِقَلْبِكَ إنْ قُلْتَ اسْتَفِقْ يَهِمِ
Mengapa matamu kautagak tetap menangis?
Juga hati kaubujuk tapi tetaplah jeri?
أَيَحْسَبُ الصَّبُّ أنَّ الحُبَّ مُنْكتِمٌ # ما بَيْنَ مُنْسَجِمٍ منهُ ومُضْطَرِمِ
Adakah pencinta menduga cinta tersaput
di antara tangisan dan gejolaknya hati?
لولاَ الهَوَى لَمْ تُرِقْ دَمْعَاً عَلَى طَلَلٍ # ولا أَرِقْتَ لِذِكِرِ البَانِ والعَلَمِ
Kalau tak karna cinta tak kautangisi puing
tak kan arik demi willow dan bukit Alami
فكيفَ تُنْكِرُ حُبّاً بعدَ ما شَهِدَتْ # بهِ عليكَ عدولُ الدَّمْعِ وَالسَّقَمِ
Bagaimana mungkin engkau mungkir dari cinta
jika tangis dan sakit kepadamu mengali?
وَأَثْبَتَ الوجِدُ خَطَّيْ عَبْرَةِ وضَنىً # مِثْلَ البَهارِ عَلَى خَدَّيْكَ وَالعَنَمِ
Sedang sukacita merawah duka-nestapa
Bak mawar dan ‘anam di kedua belah pipi?
نَعَمْ سَرَى طَيفُ مَنْ أهوَى فَأَرَّقَنِي # والحُبُّ يَعْتَرِضُ اللَّذاتِ بالألَمِ
Oh, kelebat bayangan kekasih bikin jaga
cinta itu kan menyanggah nikmat dengan nyeri
يا لائِمِي في الهَوَى العُذْرِيِّ مَعْذِرَةً # مِنِّي إليكَ ولو أَنْصَفْتَ لَمْ تَلُمِ
Hai pencerca cinta suci, kumaafkan engkau
andai jua kaurasa, pasti kau tak mencaci
عَدَتْكَ حالِي لا سِرِّي بِمُسْتَتِرٍ # عَنِ الوُشاةِ وَلا دائي بِمُنْحَسِمِ
Wantah kabar diriku tlah bertalar padamu
dari fitnah. Sakitku tak bisa ditambari
مَحَّضْتَنِي النُّصْحَ لكِنْ لَسْتُ أَسْمَعُهُ # إنَّ المُحِبِّ عَنْ العُذَّالِ في صَمَمِ
Engkau menasehati, sayang aku tak acuh
karna pada cacian sang pencinta kan tuli
إنِّي اتهَمْتُ نَصِيحَ الشَّيْبِ في عَذَلٍ # والشِّيْبُ أَبْعَدُ في نُصِحٍ عَنْ التُّهَمِ
Aku lebih peduli teguran rambut uban
sebab tua lebih layak menjadi sesanti
KETERANGAN : referensi terjemahan ini mengacu pada lagu Burdah (karya Syaikh Syarafuddin Abu Abdillah al-Bushiri) yang diaransemen oleh Mamduh al-Jabali, dinyanyikan oleh Fadwa al-Maliki. Saya (M. Faizi) menerjemahkannya dengan diselaraskan dengan taqthi' [scansion] Bahar Basith agar terjemahannya pun dapat dilagukan seperti teks aslinya
Mantap sekali,Kyai
BalasHapusNitip blog saya: penyairsenja001.blogspot.com