Satu Delapan / Delapan Tujuh / di Tahun Syamsi
Datang seorang / lelaki saleh / ke tempat ini
membuat rumah / menanam dua / Sawo Manila
Konon katanya / itulah pijak / sebagai sandi
Kiai Muham / mad As-Syarqawi / membuka tanah
awalnya kandang / dari Pak Aziz / hibah jariyah
sepetak huma / darinya jadi / asal-muasal
bagi pondok pe / santren yang berna / ma “Annuqayah”
Dari Kudus Ki / ai Syarqawi / beliau datang
bersama janda / Kiai Gemma / ke Perenduan
Ngaji ke Lasem,/ Hijaz, konon ju / ga ke Pattani
Di Guluk-Guluk,/ Madura jadi / akhir jujukan
Duapuluh li / ma putra-putri / keturunannya
duabelas o / rang yang berjuang / meneruskannya
sedangkan tiga / belas lainnya / telah berpulang
selagi kecil / dan juga belum / berkeluarga
Nyai Salehah, / Zubaidah, Jauha / ratun Naqiyah
Abdullah Siraj, / Abdullah Sajjad, / serta A'isyah
adik Kiai / Bukhari, Idris, / As’ad, dan Ilyas
Yang terakhir Ha / midah dan Hali / matus Sa’diyah
Said, Zainal A/ bidin, Sa’duddin,/ dan juga Rahmah
Jawahir, Yahya, / dan As’ad sebe / lum Qomariyah
Yasin, Abdul Ma / lik, dan Na’imah, / barulah Maryam
Mereka itu / wafat belia / juga Aminah
Dari enam ka / li pernikahan / dan istri-istri
lahirlah banyak / anak dan cucu / putra dan putri
Merekalah yang / melanjutkan lang / kah perjuangan
berkahnya Maula / na Ja'far Shadiq / Sunan Kudusi
Anak seberin / da menyebar ke / berbagai tempat
mengabdi dan men / jadi pengayom / rakyat dan umat
Ada petani, / dan niagawan, / juga pegawai
Tapi terbanyak / di bidang ilmu / dalam berkhidmat
Bukan saja se / mata-mata di / Pulau Madura
anak cucu Ki / ai Syarqawi / di mana-mana
Jawa, Sumatera, / di Sulawesi, / dan Kalimantan
bahkan tercatat / juga tinggal di / mancanegara
Di Guluk-Guluk,/ empat orang put / ra yang bermukim
Kiai Idris / di Lempong, barat / laut patobin
Kiai Ilyas, / Kiai Sajjad / Lubangsa - Latee
Nyai Aisyah / hijrah dan pindah / ke Sabajarin
Pada tahun sem / bilan belas ti / gapuluh tiga
“Annuqayah” ba / ru disematkan / sebagai nama
artinya bersih, / namun mengandung / maksud ilmiah
karena menga / cu pada kitab / dasar agama
“Annuqayah” i / tu kitab karya / Imam Suyuthi
yang menisbatkan / Kiai Khazin / Ilyas Syarqawi
menjadi tanda / peralihan ben / tuk pengajian
ke bentuk kelas / dan pengajaran / ala madrasi
Inilah wari / san agung dan se / bagai leluri
Maka putranya / wajib mengajar / kepada santri
menyebarkan il / mu di madrasah / maupun di langgar
cara berdakwah / teladan bil-hal / itulah suri
Kiai Idris / bangun jaringan / jauh di luar
Kiai Ilyas / atur strategi / juga mengajar
Kiai Sajjad / maju melawan / para penjajah
Kiai Husin / ayomi masya / rakat sekitar
Kiai Sajjad / ditembak di La / pangan Kemmisan
karena taktik / licik penjajah / sang kolonial
Darah syahidnya / menguar tajam / wangi kesturi
para penggotong / mereka membe / ri kesaksian
Itulah jejak / perjuangan me / nuju merdeka
Satu malam pa / da Agresi Mi / liter Belanda
Di ujung tahun / Empat Tujuh mu / ramlah pesantren
Kiai Khozin / menyusul wafat / menanggung duka
Pahlawan pergi / membawa mati / tinggal sejarah
anak cucu tak / boleh berhenti / sampai menyerah
pendidikan dan / pengajaran ser / ta pengajian
wajib berlanjut / haram berakhir / tak boleh sudah
Wahai para san / tri Annuqayah,/ janganlah lemah!
kalian wajib / terus berjuang / tegar dan gagah
Tak boleh redup / haruslah mela / wan kebodohan
biarlah Sang Sya / hid yang wafat me / lawan penjajah
mfaizi @17 Agustus 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
* Biasakan Mengutip Sumber/Referensi
* Terima Kasih Telah Membaca/Berkomentar