Oleh M. Faizi
Wahai pemirsa, mari berlarut di dalam khidmat
Menyimak kisah pejuang kita Kiai Sajjad
Ia pahlawan yang wafat oleh bedil penjajah
Tujuhbelas bait untaian dalam ruba’iyat
Abdullah Sajjad adalah kiai fenomenal
Ia pendidik, juga pejuang, serta pengarang
putra Kiai Syarqawi dari Nyai Mariyah
layak ditiru tekadnya jadi suri teladan
Beliau nyantri, belajar ngaji, pergi melanglang
Dari Guluk-Guluk mengelana ke Kademangan
Mengaji pada Syaichona Khalil bin Abdul Lathif
Lantas dilanjut ke Tebuireng lalu Buduran
Daerah Latee adalah mula tempat berpindah
Itulah tanda dimulainya awal berhijrah
Demikianlah pengembangan yang pertama kali
Pemekaran pondok pun terjadi di Annuqayah
Kiai Sajjad adalah tokoh ulet dan tangguh
Giat mengajarkan kitab nyaris sehari penuh
Hanya rehat di awal malam dan akhirnya saja
Demi mulang Al Quran sehabis Maghrib dan Subuh
Sikap merakyat bermasyarakat adalah sifat
Kiai Abdul Basith putranya menutur singkat
Jikalau ada tetangga sakit kan disambangi
Bersama santri mendaras Burdah sebagai obat
Jika Kiai Ilyas bertugas mulang di dalam
Kiai Sajjad atur siasat gerak di luar
Bahkan akhirnya beliau jadi kepala desa
sebagai cara dakwah di jalur pemerintahan
Abdullah Sajjad kiai kita tegas wibawa
Membela paham dan keyakinan dengan digdaya
terhadap orang yang melecehkan tak akan gentar
silang pendapat, beradu dalil, dan wawansabda
Fushusul Hikam karya Muhyiddin Ibnu ‘Arabi
Beliau baca, mempelajari, dan menanggapi
Itulah ciri alim ulama yang bijaksana
Tak antipati namun berhujjah aqli dan naqli
Bala tentara Belanda datang kembali lagi
Tahun 47, dua tahun pasca-Proklamasi
Kiai Ilyas menyerahkan Laskar Sabilillah
Pada Kiai Abdullah Sajjad jadi pengganti
Dibantu oleh Kiai Khazin sang kemenakan
Kiai Sajjad mengatur taktik di medan perang
Namun karena laskar terdesak oleh Belanda
Santri terancam, akhirnya pondok pun dikosongkan
Kiai Ilyas ngungsi ke Berca di Guluk-Guluk
Kiai Sajjad bersembunyi di Desa Karduluk
Dengan pengikut dan para santri yang mengiringi
atur strategi tak kan menyerah mengaku takluk
Tersiar kabar bahwa Lu’-Gulu’ sekarang aman
Kiai dengan semua pengikut pulang kembali
Namun ternyata, itu siasat, hanya tipuan
Pada seusai Maghrib yang kelam, langit kelabu
Datanglah tiba- tiba sembilan orang serdadu
mereka sergap Kiai Sajjad selepas shalat
diangkut ke Lapangan Kemisan di malam itu
Di tempat itu, Kiai Sajjad dihukum mati
Peluru mental, namun kompeni menembak lagi
Setelah wafat, jasadnya dilarikan ke Latee
Penggotong bilang, darah Kiai wangi kesturi
Kisah Kiai Abdullah Sajjad adalah tamsil
pejuang-pengarang kitab Mandzumatul Masa'il
sebuah kitab yang menguraikan cara bertauhid
perihal iman agar yang benar tak samar batil
Kisah Kiai Abdullah Sajjad adalah tamsil
pejuang-pengarang kitab Mandzumatul Masa'il
sebuah kitab yang menguraikan cara bertauhid
perihal iman agar yang benar tak samar batil
Putra-cucunya kini meneruskan perjuangan
Mengajar santri pondok pesantren dan pendidikan
Semoga senantiasa mendapatkan anugerah
Menempuh jalan berjuang melawan kebodohan
Guluk-Guluk, dari Maghrib sampai Isya, 11 Agustus 2016
KETERANGAN: Disusun dan dibacakan oleh M. Faizi untuk pertama kali dalam rangka “Napak Tilas Sang Pahlawan Kiai Abdullah Sajjad” di Lapangan Kemisan, Guluk-Guluk, Malam Jumat, 11 Agustus 2016. Acara ini diselenggarakan oleh badan otonom Nahdlatul Ulama Kecamatan Guluk-Guluk.
KETERANGAN: Disusun dan dibacakan oleh M. Faizi untuk pertama kali dalam rangka “Napak Tilas Sang Pahlawan Kiai Abdullah Sajjad” di Lapangan Kemisan, Guluk-Guluk, Malam Jumat, 11 Agustus 2016. Acara ini diselenggarakan oleh badan otonom Nahdlatul Ulama Kecamatan Guluk-Guluk.
Subhanallahhh...smoga penerus dan para santri selalu meneladani sifat beliau...termasuk para alumni smoga ttp khidmah..amien
BalasHapusterima kasih, Tirmidzi
BalasHapusBibarokatil fatihah.
BalasHapus*sayang tidak bisa mengikuti acara Napak Tilas dimaksud karena ketinggalan kabar.
Luar biasa, semoga generasi penerusnya senantiasa diberikan kekuatan dan kesehatan untuk meneruskan semangat juang di berbagai aspek kehidupannya
BalasHapus@Muhammad Qudsi: acaranya memang agak tergesa-gesa, konon hanya persiapan seminggu. tahun depan Insya Allah ada lagi
BalasHapus@Admin: terima kasih dan amin
Kepada semua masyayikh annuqayah. Alfatihah.....
BalasHapusSemoga tetap jaya
BalasHapusDahsyat
BalasHapus