08 Januari 2011

Pleiades Menjengkal

 
Melihat langit
melalui sisa genangan air hujan sore hari
pleiades berbaris, berbanjar, di jumantara
menjengkal di separuh lengkungan

Jarak apakah yang kauukur, Pikiran?
aku mengamati cakrawala, mencari cahaya
terkepung di belantara malam
lalu tampak rimbun gugus bintang
sepertinya berjatuhan
serlah, terang, mengerdip, berbinar-binar

Di bawah kubah besar ini
aku mendanguk, menekur sendirian
gelap yang mengepung titik nadir
tak ada kekuasaan selain bertanya,
“hingga kapankah diriku bersama malam
hingga kelak para penggali kubur menidurkanku
dalam guguran tanah berkalang?”

Di malam musim tengkujuh
air di sela genting dan layas yang rapuh
di antara gelegar guntur tanpa ketukan
aku menyusun cerita
gugus bintang dalam puisi malam
untuk anak-anak yang lahir di pagi hari
dan mereka yang mati sebelum matahari tenggelam


7/1/2011

5 komentar:

  1. Kak. Kok saya ketik di Google "pleiades", yang keluar kok langsung sareyang, Kak???

    BalasHapus
  2. @Pangapora: jangan membuat-buat kamu

    BalasHapus
  3. Jarak apakah yang kauukur? Pikiran?
    tak ada kekuasaan selain bertanya

    benar2 super maknyus ... :)

    BalasHapus
  4. @Azhar: semoga tetap bertahan begitu. Khawatir hanya maknyus kebetulan.. he..he..he

    BalasHapus
  5. kita tak kan pernah tau kapan ajal menjemput. salam kenal

    BalasHapus

* Biasakan Mengutip Sumber/Referensi
* Terima Kasih Telah Membaca/Berkomentar