10 Agustus 2010

Ru'yatul Hilal



Hilal
mengapung di antara dua kutub berketegangan
lalu tenggelam
di dalam satu keraguan

Hilal,
bulan sabit mengiris langit
untuk membelah jadi dua
sekerat buat mata
sekerat lagi untuk angka

Ru’yatul hilal
mengapung lalu tenggelam
di dalam dua kubangan
angka dan pandangan

Fana, fana, fana
sebab yang baka
hanyalah untuk Yang Esa

28/09/2007

(posting ulang dari sini)
Diposting oleh M. Faizi

8 komentar:

  1. aliRabu, 11 Agustus, 2010

    Subhanallah..

    BalasHapus
  2. M. FaiziRabu, 11 Agustus, 2010

    @BUWEL: walhamdulillah.. terima kasih.

    BalasHapus
  3. PangaporaJumat, 13 Agustus, 2010

    Kak. Di templete blogger sampeyan banyak hilalnya itu kedip kedip. Berarti banyak bulan puasanya juga, ya Kak?

    BalasHapus
  4. M. FaiziJumat, 13 Agustus, 2010

    kedip-kedip, tapi bukan lampu rem.... puasa malam hari :-)

    BalasHapus
  5. EnnoMinggu, 29 Agustus, 2010

    hilal aja bs jd puisi...
    ideku blm nyampe situ hehehe

    BalasHapus
  6. M. FaiziSenin, 30 Agustus, 2010

    @Enno: jangan terlalu memuji. Nanti saya malah mikir sanjunganmu itu, nggak bisa tidur, dan tidak berkarya lagi, he..he..he.. Ayo, puisi sesekali...

    BalasHapus
  7. EnnoJumat, 03 September, 2010

    hahaha masa jd segitunya :P

    tuh, aku baru posting puisi lama. jaman masih kuliah, makanya jelek.

    :P

    BalasHapus
  8. M. FaiziJumat, 03 September, 2010

    pesan terbaca dengan baik. siap.

    BalasHapus

* Biasakan Mengutip Sumber/Referensi
* Terima Kasih Telah Membaca/Berkomentar

Langganan: Posting Komentar (Atom)