24 Mei 2013

Mein Name ist Nacht



Mein Name ist Nacht
ein Zeitfragment, das ten Tagesanbruch formt
Du bist die Morgendämmerung, rot vor die Sonne gebreitet

Tag, wonach suchen sie?
nur nach Licht
bis Verlorenes weidergefunden
bis Geheimnesse gelüftet

Wir sitzen Rücken an Rücken   
Gesichter gen Westen und Osten
dann sagen wir beide
>>Ich wünschte, wir könnten uns ansehen<<

Doch wo sind dann Grau und Schatten?

Nein, mein Name ist nur Nacht
Du kannst mich nicht anders nennen
Der eine kann den anderen nicht ansehen
So wie >wissen< und >nicht wissen<
Keinen gemeinsamen Platz finden

21.09.2007

Orientierungen 2/2011, S. 110
Übertragen von Lucia Seiβler und Martin Jankowski

Judul Asli: "Namaku Malam"






NAMAKU MALAM 

Namaku malam 
kepingan waktu yang membentuk subuh 
engkau fajar, merah ditempa matahari 

Siang, apa yang mereka cari? 
tak ada, selain cahaya 
hingga yang hilang didapatkannya 
hingga rahasia menjadi terbuka 

Kita duduk beradu punggung 
menghadap barat-timur 
lalu, kita sama-sama berucap 
“ingin rasanya kita bisa saling menghadap!” 

Lalu, di manakah kelabu dan temaram? 
tidak, namaku hanya malam 
engkau tak bisa memanggilku di luar itu 
yang satu tidak dapat menatap lainnya 
sebagaimana ‘tahu’ dan ‘tidak tahu’ 
tak ada tempat untuk duduk bersama 

21/09/2007 

03 Mei 2013

Kularutkan Cemas, Kularutkan Harap


Kularutkan cemas ini ke dalam hatimu, Nak
agar segera kutemukan warnanya,
hitam-putihnya,
atau warna di antaranya: kelabu

Anak-anak yang tadi berangkat ke sekolah
kulihat wajahnya mendadak tua
hanya setelah terdengar bunyi bel istirahat pertama
kerut di dahi dan urat-uratnya menegang
seperti layar menahan angin
seperti gairah menahan inign

Satu-dua guru masuk ke kelas
tidak, sebetulnya mereka tidak ada di dalam kelasmu
ada banyak bagian lain pada dirinya
yang tertinggal di rumah, tersangkut di pepohonan
sepanjang jalan menuju madrasah
menempel seperti label pada harga-harga

Di jalanan menuju sekolah
kulihat orang-orang pintar membuat onar
menyalip pada pandangan tak bebas
membuang klakson ke sembarang telinga
memakai motor tanpa pajak
membawa mobil hasil ‘bancak’
mungkin mereka betul belajar akhlak
dan menganggap ibadah hanya pergi ke mushalla
namun pikirannya menjalar kemana-mana

Darinya, lahirlah siswa teladan, sarjana cumlaude
alumni sukses, dan bekerja di kantor-kantor
menetapkan undang-undang, mengambil kebijakan
dengan pengetahuan, tapi tanpa keteladanan

Ah, masa?
ya, mereka yang tahu tanpa amalan
atau bodoh tapi mengambil keputusan

Maka, kularutkan harap ini ke dalam hatimu, Nak
dengan semangat guru dari masa lalu
mereka yang terlahir karena panggilan
bukan karena kepepet mencari pekerjaan

19/3/2013